Senin, 12 Februari 2024

Manfaat literasi digital


  Dilansir dari Manfaat Literasi Digital Bagi Masyarakat dan Sektor Pendidikan Pada Saat Pandemi Covid-19 (2020) karya Eti Sumiati dan Wijonarko, literasi digital telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Manfaat tersebut di antaranya:

1. Kegiatan mencari dan memahami informasi dapat menambah wawasan individu.                        

2. Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami   informasi.

    Menambah penguasaan ‘kosa kata’ individu, dari berbagai informasi yang dibaca.

3. Meningkatkan kemampuan verbal individu. Literasi digital dapat meningkatkan daya   fokus serta konsentrasi individu.

4. Menambah kemampuan individu dalam membaca, merangkai kalimat serta menulis       informasi.

 

Tantangan literasi digital

 

Literasi digital setidaknya memiliki dua tantangan yang harus dihadapi. Tantangan ini bisa diatasi dengan menerapkan literasi digital dalam setiap penggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Berikut penjelasannya:

 

  • Arus informasi yang banyak

Tantangan paling kuat dari literasi digital adalah arus informasi yang banyak. Artinya masyarakat terlalu banyak menerima informasi di saat yang bersamaan. Dalam hal inilah literasi digital berperan, yakni untuk mencari, menemukan, memilah serta memahami informasi yang benar dan tepat.

 

  • Konten negatif

Konten negatif juga menjadi salah satu tantangan era literasi digital. Contohnya konten pornografi, isu SARA dan lainnya. Kemampuan individu dalam mengakses internet, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, harus dibarengi dengan literasi digital. Sehingga individu bisa mengetahui, mana konten yang positif dan bermafaat serta mana konten negatif.



Sumber: https://perpusda.maltengkab.go.id/literasi-digital-pengertian-prinsip-manfaat-tantangan-dan-contoh-

4 Pilar Literasi Digital dan Urgensi Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka

 


4 Pilar Literasi Digital dan Urgensi Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka

sman15tanjabbarat.sch.id, TEBING TINGGI, 8/11/2023. Guru adalah perawi sejarah masa depan Indonesia. Peran guru sama pentingnya dengan pejabat yang menggerakan roda pemerintahan di Indonesia saat ini.

Kualitas suatu bangsa salah satunya diukur oleh kualitas pendidikan pada suatu negara tersebut.

Pentingnya para guru memahami terkait perannya dalam mendukung salah satu kebijakan pemerintah yang sedang menggalakan konsep Merdeka Belajar.

Konsep yang diberi nama Merdeka Belajar ini diyakini menjadi solusi untuk reformasi sistem pendidikan Indonesia. Melalui Merdeka Belajar, siswa diharapkan menjadi seseorang yang mandiri, berani, pintar bersosialisasi, sopan, beradab, dan berkompetensi.

Merdeka Belajar, Guru Penggerak, Indonesia Maju

Peningkatan kualitas siswa tentunya diiringi peningkatan kualitas tenaga pendidik. Sesuai dengan motto Merdeka Belajar yang digunakan yaitu ‘Merdeka Belajar, Guru Penggerak’, konsep ini juga menuntut inisiatif guru sebagai tangan pertama pemberi materi dan contoh bagi murid.

Saat ini peran teknologi digital menjadi tuntutan di segala aspek kehidupan. Tanpa terkecuali di dunia pendidikan.

Teknologi pada dasarnya perannya membantu” itulah pesan singkat yang disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim dalam wawancaranya di talk show salah satu stasiun televisi.

Untuk mendukung transformasi tersebut setidaknya dibutuhkan penguatan literasi digital dalam guru beradaptasi perubahan global ini. Terdapat empat pilar yang membentuk kerangka kerja tersebut kemampuan penggunaan layanan digital (digital skills), beretika dalam ruang digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan membangun budaya digital (digital culture).

Berikut penjelasan terkait kebutuhan literasi digital yang harus dikuasai guru di era digital saat ini:

1. Digital Skills

Kemampuan tenaga pendidik untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan dengan memanfaatkan perangkat digital seperti membuat modul ajar menggunakan aplikasi Canva, membuat video belajar dengan aplikasi Capcut, dan menginput penilaian di platform penilaian e-raport.

Tentunya masih banyak beragam pemanfaatan digital lainnya yang membantu tugas guru agar lebih efektif dan efisien.

Dengan keahlian pemanfaatan teknologi digital nantinya para tenaga pendidik akan mempermudah pekerjaan yang awalnya rumit, mempercepat proses pekerjaan, dan efisiensi biaya dan waktu.

Generasi muda saat ini haus akan konten. Seakan berharap bahwa perlu influencer datang dari Guru. Saat ini peran guru bukan hanya mengajar namun dituntut menghadirkan hal kreatif layak seorang content creator atau bahkan Youtuber.

Penguasaan beberapa platform digital akan sangat membantu dalam guru berkreasi dan berinovasi dalam menjalakan kegiatan belajar-mengajar di era baru.

2. Digital Culture

Budaya bermedia digital atau beradaptasi dengan perkembangan digital. Seperti apa yang dikatakan mas menteri Nadiem Makarim bahwa teknologi itu perannya membantu, tentunya dengan perlahan mengadopsi aktifitas digital akan menghadirkan efisiensi kegiatan aktivitas sekolah.

Diperlukan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal dalam kehidupan sehari-hari dalam adaptasi digital..

Contoh sederhana dan mudah dalam kegiatan digital culture satuan pendidikan:

  1. Absensi digital sehingga perhitungan dan rekapitulasi lebih mudah
  2. Chating grup dengan aplikasi pesan instant. Wali kelas membuat group whatsapp merupakan salah satu digital culture yang mudah diterapkan dan memiliki hasil yang efisien dalam kordinasi kebutuhan di sekolah.
  3. Broadcast Pengumuman juga dengan mudah diterapkan dalam lingkungan sekolah. Selain bisa menggunakan aplikasi chatting seperti Whatsapp. Sekolah juga bisa membuat fanpage Facebook sekolah.
  4. Untuk menyasar seluruh user sekolah seperti guru, siswa, dan orang tua Pijar Sekolah memiliki fitur pengumuman semua user. Operator bisa membuat broadcast pengumuman dengan malampirkan media apapun dan nantinya diterima oleh guru, siswa, dan orang tua.
  5. Input Penilaian juga bisa bisa dilakukan dengan mudah. Tujuannya adalah pengarsipan dan reporting untuk memudahkan pengajar yang nantinya bisa digunakan perhitungan nilai program semester (prosem).

    Apalagi pengajar me nggunakan fitur yang dapat mengkalkulasi penilaian dari tugas, latihan soal, sumatif tengah semester (STS) pengganti PTS, dan sumatif akhir semester (SAS) penggangti PAS pada kurikulum merdeka. 

Tentunya masih banyak lagi jenis penerapan sederhana dan mudah digital culture di dalam satuan pendidikan.

3. Digital Ethics

Bijak bermedia sosial dan memahami penggunaan layanan digital. Diperlukan kemampuan dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.

6 hal yang perlu dijaga dalam bermedia sosial.

  1. Jaga informasi yang bersifat pribadi.
  2. Jaga etika berkomunikasi.
  3. Jaga kebijakan memilih teman medsos.
  4. Jaga kebijakan dalam memposting.
  5. Jaga karya seseorang dengan melampirkan sumber postingan.
  6. Jaga kewaspadaan jangan mudah tergiur

4. Digital Safety

Identitas digital user digital (guru dan siswa)  merupakan privasi yang sama pentingnya dengan data pribadi secara konvensional. Konten yang guru buat juga merupakan sebuah karya yang memiliki nilai.

Diperlukan kemampuan setiap ekosistem sekolah termasuk guru dan siswa dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang, mengingatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Hal yang kecil perlu dilakukan dalam dunia pembelajaran digital adalah dengan mengubah password berkala akun-akun layanan digital Anda. Verifikasi dua langkah email pribadi Anda dengan nomor telpon dan email cadangan juga merupakan salah satu langkah mitigasi dari serangan cyber yang kita tidak dapat mengukur dampak sosial yang bisa terjadi.

Tentu masih banyak lagi hal yang perlu diperhatikan dalam pengamanan berselencar di ruang digital.


Sumber: https://www.sman15tanjabbarat.sch.id/read/116/4-pilar-literasi-digital-dan-urgensi-dalam-penerapan-kurikulum-merdeka#:~:text=Terdapat%20empat%20pilar%20yang%20membentuk,budaya%20digital%20(digital%20culture).

Pentingnya Literasi Digital bagi Masyarakat Indonesia di Era Digital


 Indonesia menduduki peringkat keempat pengguna internet terbanyak di dunia. Masyarakat Indonesia dituntut untuk memiliki kecerdasan bermedia. Oleh karena itu, diperlukan adanya kesadaran mengenai literasi dig

ital bagi masyarakat Indonesia saat ini dimana literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam penguasaan perangkat lunak dan internet serta kemampuan memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang didapat dari sumber digital dengan bijak, cerdas, cermat, dan penuh tanggung jawab.

Literasi digital penting bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai manfaat literasi digital bagi kehidupan, antara lain.

  1. Belajar menjadi lebih cepat sehingga dapat menghemat waktu
  2. Menambah wawasan pengetahuan seseorang dengan kegiatan mencari dan memahami suatu informasi
  3. Meningkatkan kemampuan seseorang untuk lebih berpikir kritis serta memahami informasi sehingga tidak mudah termakan dengan informasi palsu serta dapat membuat keputusan yang lebih baik dan aman
  4. Menambah penguasaan dan penggunaan kosa kata baru bagi seseorang ketika membaca suatu informasi
  5. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang
  6. Meningkatkan daya focus serta konsentrasi seseorang
  7. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam membaca, merangkai kalimat, dan menulis suatu informasi.

Namun, terdapat banyak tantangan maupun persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia karena kurangnya kesadaran akan literasi digital, seperti pornografi, cyberbullying, hoax, dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena adanya berbagai akses internet seperti website, social media, dan lain sebagainya. Berbagai persoalan tersebut merupakan suatu bukti nyata bahwa perkembangan teknologi yang ada belum diimbangi dengan literasi digital. Dengan demikian, dibutuhkan penanganan dari pemerintah serta keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya menangani persoalan-persoalan tersebut. Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya literasi digital dapat dilakukan dimana saja, yaitu di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pemerintah sendiri telah menciptakan program Gerakan Literasi Nasional yang mencakup tiga lapisan masyarakat tersebut. Kini giliran masyarakat Indonesia untuk mendukung program tersebut dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh penerapan tersebut antara lain, mencari bahan pembelajaran dari sumber terpecaya di internet, menonton video atau film sesuai usia dari layanan streaming resmi, menggunakan media sosial untuk donasi, dan lain sebagainya.

Tanpa adanya kesadaran mengenai pentingnya literasi digital, masyarakat Indonesia akan mudah jatuh pada hal-hal buruk seperti hoax, pornografi, dan lain sebagainya yang masuk bersamaan dengan arus informasi yang tak terkendali. Kesadaran akan literasi digital akan membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, dimana masyarakat Indonesia memiliki kemampuan untuk memilah konten mana saja yang baik untuk mengembangkan diri dan mana yang buruk untuk dihindari. Dengan demikian, sebagai masyarakat Indonesia, mari kita meningkatkan serta menerapkan literasi digital dalam kehidupan kita.





sumber : https://binus.ac.id/

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

  UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA  PROFILE UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar adalah sebuah perguruan t...